Fobia adalah
perasaan takut yang bersifat irasional terhadap suatu objek yang tidak
berbahaya atau tidak menyeramkan dan
tidak perlu ditakuti. Manusia semua memiliki rasa takut, itu adalah insting untuk
melindungi diri dari bahaya. Rasa takut akan berkurang seiring dengan
pertumbuhan, perkembangan dan pengalaman tentang sesuatu yang berbahaya dan
tidak.
Adapun
tanda-tanda mengalami gejala fobia seperti kaku dalam bergaul, takut melakukan
kesalahan, menyalahkan diri sendiri, rasa takut yang berlebihan, menjerit,
berlari langsung tanpa sebab, sembunyi dikamar, menampilkan tingkah laku yang
ketakutan, dan tidak mengendalikan diri, mencari orang lain sebagai bentuk rasa
aman.
Ada beberapa jenis fobianya diantaranya:
1.Agorafobia,
fobia terhadap ruang terbuka.
2.Claustrofobia,
fobia terhadap ruang tertutup.
3. Acrophobia,
fobia terhadap tempat tinggal.
4. Mysofobia,
fobia terhadap tempat kotor dan infeksi akibat kuman.
5. Phobofobia,
fobia terhadap suatu benda, misalnya karet gelang, binatang atau serangga tertentu.
Penyebab
fobia diantaranya:
1. Mencontoh
tingkah laku orang tua yang takut kepada sesuatu yang tidak menakutkan, anak
selalu mendapati objek lekat (ayah, ibu, tante, om, nenek, pengasuh) pada
situasi ketakutan pada benda yang jelas-jelas tidak membahayakan. Misalnya
objek lekat terpegang pada tali karet perilaku atau respon yang muncul menjerit
atau lari.
2. Salah satu
orangtua yang overprotektif (terlalu melindungi anak), anak tidak dapat
bergerak bebas, segala perilaku anak selalu diikuti dan dikhawatirkan secara
berlebihan.
3. Hubungan
anaknya dan orangtua kurang harmonis, ayah dan ibu sering bertengkar.
4. Orangtua
yang menderita fobia, jika dalam waktu lama bersama orang yang menderita
fobia maka orang tersebut bisa juga mengalami fobia, namun fobia yang bersifat
ringan.
Fobia dapat
diatasi dengan cara sebagai berikut:
1. Memberi
rasa tenang dengan cara menyakinkan anak bahwa apa yang ditakutkan itu tidak
ada.
2. Bila tidak memberi
penyelesaian, mintalah bantuan pada psikolog.
3. Bisa dengan
cara desensitisasi yaitu memberikan objek yang ditakuti anak dengan proses
perlahan-lahan. Misal anak takut pada karet gelang usaha desensitisasinya dengan
cara menceritakan tentang kegunaan dari karet gelang, melihatkan karet gelang
dengan media foto (belum secara langsung), melihatkan potongan karet kecil pada
anak, jika setelah proses ini selesai anak mulai dapat tenang maka objek gelang
secara utuh kita lihatkan dan pegangkan pada anak.
4. Dengan cara
flooding (secara langsung) dihadapkan pada objeknya dengan cara dibersamai,
namun proses flooding perlu dipertimbangkan dengan kondisi anak, jika anak
jantungan maka cara flooding tidak boleh diberikan.
5. Proses
desensitasasi dan flooding dapat lebih efektif jika melibatkan dokter anak,
psikolog atau ahlinya.
Bisa juga
dengan terapi relaksasi, token ekonomi dan lain-lain.
Usaha
terapi atau metode terapi dapat bermacam ragam, dengan berbagai variasi tetapi
butuh waktu dan harus proporsional.
Fobia Yang Dialami Anak
4/
5
Oleh
Unknown