Waspadai
fobia sosial terhadap perkembangan sosial anak. Dalam masa perkembangan seorang
anak, seringkali muncul berbagai masalah yang menyebabkan anak tidak berkembang
sesuai dengan usianya, sehingga hal ini menyebabkan keterlambatan dan hambatan
pada tahap perkembangan berikutnya. Masalah atau gangguan tersebut dapat
digolongkan ke dalam lima jenis gangguan perkembangan anak, yang meliputi
gangguan psikologis, gangguan kebiasaan, gangguan perilaku, gangguan tidur dan
gangguan kecemasan.
Salah satu
jenis gangguan kecemasan pada perkembangan anak yaitu fobia sosial. Fobia sosial
adalah gangguan perkembangan sosial anak dimana anak berada dalam kondisi
irasional, yaitu kecemasan yang berlebihan ketika berinteraksi dengan
lingkungan sosial.
Fobia sosial
pada anak akan mengakibatkan anak menghindar dari orang lain. Umumnya fobia sosial
jarang mengalami perbaikan spontan. Akibatnya anak menunjukan perilaku menjauh
(avoidance behavior). Salah satu contoh perilaku fobia sosial yang paling umum
di alami anak-anak yaitu rasa takut pada orang lain dan situasi sosial. Fobia
ini tidak sama dengan sifat pemalu. Anak-anak yang mengalami fobia ini
mengalami rasa takut yang teramat sangat sehingga mereka sulit untuk bertemu
orang baru, pergi sekolah, atau bergabung dngan teman-teman.
Berikut ini beberapa tanda anak yang mengalami
fobia sosial:
1. Anak merasa sangat takut ketika bertemu dengan
orang baru.
2. Anak takut
menatap mata orang lain dan ia ajrang berbicara pada siapapun yang dikenalnya.
3. Anak merasa
sulit untuk berbicara di sekolah.
4. Anak
menghindari sebagian besar situasi sosial.
5. Anak merasa
sangat gelisah ketika berada dikeramaian.
Beberapa faktor penyebab yang menjadikan anak
mengalami fobia sosial:
1. Pola asuh
yang salah
2. Trauma
3. Genetik
atau bawaan dari lahir
Kecemasan dan
ketakutan normal terjadi pada anak dalam masa perkembangan, tetapi jika terus
berlanjut dalam waktu yang lama, maka akan melumpuhkan kondisi sosial anak.
Fobia sosial dapat diatasi dengan beberapa
kegiatan berikut ini:
1. Orangtua
bersikap demokratis
2. Masukan
jadwal sosialisasi dalam jadwal kegiatan anak.
3. Kenalkan anak pada berbagai karakter
4. Bermain
peran.
5. Sering
mengajak anak silaturahmi ke rumah kerabat, sepupu, tetangga, bermain di taman
bermain dan tempat keramaian lain.
Bersosialisasi
dengan orang lain dan lingkungan sekitar amatlah penting, karena manusia
merupakan makluk sosial yang sangat bergantung pada orang lain. Oleh karena itu
orangtua perlu memantau perkembangan sosial anak dari tahap ke tahap.
Jika kita
mengenal istilah “mencegah lebih baik dari mengobati” maka ada baiknya para
orangtua mengimplementasikan istilah tersebut ke dalam strategi mendidik anak.
Orantua perlu memahami kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya dan
memperlakukan anak sesuai usianya. Dengan demikian, anak tidak merasa tertekan,
cemas maupun takut untuk bersosialisasi dengan siapa saja.
Cara Membantu Anak Mengatasi Fobia Sosial
4/
5
Oleh
Unknown