Memiliki anak-anak yang punya
kedisiplinan tinggi, memang cita-cita semua orangtua. Namun, adakalanya
orangtua kesulitan “menjinakkan” anak-anak mereka. Agar jagoan cilik
Anda mau mematuhi segala aturan yang ada di rumah, ikuti 19 trik berikut
ini.
Sering kali, orangtua terus berkutat
dengan masalah kedisiplinan yang idealnya selalu dipatuhi anak-anak.
Orangtua terkadang harus memaksa anak-anaknya untuk disiplin di rumah,
menghormati orangtua, bicara dengan nada yang santun, rajin belajar,
tidur siang tepat waktu, yang intinya mengatur semua gerak-gerik Si
Kecil.
Namun, harus tetap ingat, kedisiplinan
yang Anda maksud tak hanya melakukan koreksi pada tingkah laku anak-anak
saja. Tapi juga mengajarkan kepada mereka cara untuk bisa mengontrol
dirinya, serta peduli akan lingkungannya, sehingga mereka dapat tumbuh
menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.
Untuk itu, ada beberapa pendekatan yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak-anak mendisiplinkan dirinya.
1. Tegas
Jika Anda melarang anak-anak untuk tidak
melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang masuk akal, dengan
memberikan penjelasan dan bimbingan padanya. Anak jaman sekarang pasti
tidak akan mau menerima alasan seperti, “Jangan duduk di depan pintu,
pamali!” Atau, “Jangan main terlalu sore, nanti diculik Kalong Wewe!”
Beritahu alasannya, kenapa dia tidak boleh duduk di depan pintu atau
bermain sore-sore, menjelang malam.
2. Jangan Plin Plan
Pada dasarnya, Si Kecil akan meniru apa
yang orang dewasa lakukan. Begitu pun jika Anda dan pasangan bertindak
plin-plan terhadap suatu keputusan. Misalnya, Anda tak setuju dia
melompat-lompat di tempat tidur, sementara pasangan Anda membiarkannya.
Hal ini hanya akan membuat dia bingung, akibatnya dia jadi mengabaikan
ketidaksetujuan Anda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan
pasangan agar anak-anak jadi mudah dalam bersikap.
3. Kompromi
Anak-anak tak selalu bisa mengatasi dan
membedakan antara persoalan yang besar dan kecil. Sesekali, berkompromi
dan mengertilah diri mereka. Tindakan kompromi akan membuat anak-anak
menjadi lebih mudah menghadapi persoalan yang lebih besar nantinya.
Misalnya, jika dia lalai menengok ke kiri-kanan saat akan menyeberang
jalan, lain kali dia tak akan begitu lagi. Jika Anda keberatan dengan
sikapnya, nyatakan dengan jelas. Misalnya, “Berhentilah melempar-lempar
mainanmu, Nak!” Tapi, jangan katakan, “Hei, mainannya jangan
dilempar-lempar, dong!”
4. Beri Bimbingan
Jika anak Anda mengobrak-abrik buku dari
lemari yang ada di ruang keluarga, katakan saja, “Maukah kamu berhenti
‘bermain’ buku? Baca saja, ya di kamarmu?” Jika dia tak memedulikan
perkataan Anda, dengan cara yang lembut namun tegas, Anda bisa
membimbingnya ke kamar dan katakan padanya, dia boleh kembali ke ruang
keluarga jika mau mendengarkan kata-kata Anda.
5. Beri Peringatan
Jika anak tahu aturan yang telah Anda
buat, pada usia tertentu, Anda hanya perlu bertanya padanya, ketika
melakukan pelanggaran. Dia akan langsung merasa segan pada Anda, karena
ada konsekuensi atau sanki yang harus diterimanya segera, setelah
pelanggaran dibuat. Jika Anda terbiasa membuat batasan peringatan sampai
hitungan 5, kali ini kurangi sampai hitungan ke 3, sehingga anak akan
belajar untuk segera mengubah sikap setelah diberi peringatan.
6. Beri Alasan
Jika anak bermain-main dengan benda
tajam, Anda tentu harus lebih berhati-hati memperingatinya. Terangkan
dengan bahasa yang jelas dan sederhana, apa yang akan Anda lakukan dan
sebutkan alasannya. Misalnya, “Mama simpan pisaunya ya, Sayang, nanti
bisa melukai tanganmu!” Atau, “Mama minta kamu jangan main air ya, nanti
lantainya jadi licin dan bisa bikin kamu terjatuh.”
7. Jangan Tunda Hukuman
Jika Anda ingin menghukum anak yang
tidak disiplin, hukumlah segera setelah Anda tahu dia tidak disiplin.
Jangan sampai Anda menunda memberi hukuman padanya. Sebab, anak-anak
tidak akan mau menerima hukuman beruntun atau mengulangi kesalahan.
Berilah hukuman yang mendidik, seperti menyapu lantai, merapikan tempat
tidur, tidak main play station atau barbie, atau membersihkan kamar
mandi.
8. Tetap Tenang
Marah sambil berteriak, membentak, atau
menceramahi anak tanpa henti, akan membuat Anda menjadi orang yang
melakukan tindak kekerasan verbal terhadap anak. Tindakan ini justru
bisa merusak rasa penghargaan diri pada anak Anda. Akibatnya, anak jadi
tidak memiliki rasa pede di hadapan orangtuanya.
9. Bertekuk Lutut
Menunduklah saat berbicara pada Si
Kecil, terutama saat memberi kritikan padanya. Tekuklah lutut Anda atau
ambil posisi duduk di hadapnnya, agar pandangan mata Anda sejajar
dengannya. Dengan sikap seperti ini, Anda tak perlu merasa khawatir akan
kehilangan respek darinya. Justru sebaliknya, dia akan semakin
menghormati dan menghargai Anda sebagai orangtua.
10. Jangan Ceramah
Ajaklah Si Kecil ngobrol dan berdiskusi,
dari pada diceramahi panjang lebar. Meskipun tampaknya pernyataan ini
tidak bernada keras, seperti, “Sudah berkali-kali Mama bilang …” Atau,
“Setiap saat kamu kok …”, tetap memberi kesan seolah-olah dia
ditakdirkan untuk selalu mengecewakan Anda, apapun yang dia perbuat.
Cobalah gulirkan pertanyaan-pertanyaan
seperti, “Merokok, kan, enggak baik untuk anak-anak, ya?” Atau, “Apakah
kamu suka jika temanmu mengganggu terus di sekolah, Nak?” Kritiklah
sikapnya, jangan salahkan dirinya.
11. Tunjukkan Sikap Positif
Terlalu banyak waktu Anda yang terbuang
jika hanya mengkritik sikap buruk Si Kecil. Sebaliknya, Anda jadi
kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap positifnya. Ada
kalanya, sesekali Anda perlu mengucapkan, “Mama senang, lho, lihat kamu
membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula.”
12. Bermain Bersama
Jika sempat, tak ada salahnya Anda
meluagkan waktu sebenatr dan ikut bermain-main denganyya. Buatlah
permainan bernuansa perlombaan semacam “siapa cepat dia dapat.”
Permainan ini akan melatih anak Anda bertindak cepat setelah ada aba-aba
dari Anda, atau yang dia ucapkan sendiri.
13. Hindari Rasa Jengkel
Belajarlah untuk memaklumi hal-hal yang
bisa memicu anak kesal dan jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman ini
dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan, saat Anda terlalu
menuntutnya berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit.
Minimalisasi kondisi-kondisi yang membuatnya tidak nyaman ini untuk
mengurangi kejengkelan pada anak.
14. Jangan Menampar!
Tamparan keras yang Anda berikan di
wajahnya, akan berpengaruh buruk bagi diri anak, juga Anda. Anak yang
pernah ditampar orangtuanya akan merasa lebih menderita, dari pada
perasaan tidak dihargai atau depresi sekalipun. Tindakan ini pun
sekaligus bisa mengajarkan, secara tidak langung pada anak, untuk
menyelesaikan segala persoalan dengan cara kekerasan.
15. Jangan Menyuap
Jangan membiasakan memberi uang atau
hadiah kepada anak saat Anda memintanya untuk mengerjakan atau melarang
sesuatu. Kebiasaan seperti ini bisa membuat anak jadi tidak mau
mengerjakan atau menghindari sesuatu, jika belum diberi uang atau
hadiah.
16. Bersikap Dewasa
Bersenda gurau dengan cara melucu
berlebihan, dengan menggigiti atau menarik-narik rambut anak Anda, untuk
menunjukkan rasa sayang, merupakan tindakan yang salah. Bersikaplah
sewajarnya, sebagai orang dewasa seperti menggenggam tangannya,
memeluknya, atau memberi ciuman di kedua pipi atau kepalanya.
17. Hadapi Rengekan
Katakan kepada anak-anak untuk tidak
merengek saat meminta sesuatu dan tegaskan pula, Anda tidak akan
mengabulkan permintaannya jika disampaikan dengan cara merengek atau
menangis. Kecuali, jika dia meminta sesuatu dengan sikap yang manis dan
sopan.
18. Contoh Baik
Jika suatu kali anak Anda pernah
memerogoki Anda sedang berdebat dengan pasangan tanpa menggunakan
kekerasan, dia akan meniru sikap baik itu. Tapi, jika Anda dan pasangan
bertengkar dengan saling menghina, memukul, atau berteriak, anak Anda
akan meniru sikap-sikap buruk itu di kemudian hari.
Dari 18 trik di atas, yang terpenting,
Anda harus mengerti terlebih dulu kondisi anak-anak. Berusaha untuk
membuatnya menjadi lebih disiplin, tanpa memahami bagaimana dan apa yang
dia lakukan, sama halnya seperti menuangkan sirup ke dalam botol
tertutup. Dengan kata lain, percuma saja dan hanya akan memperburuk
keadaan di kemudian hari.
Hubungan dan komunikasi yang baik dengan
anak memang sangat perlu dilakukan. Yang bisa Anda lakukan segera untuk
mengatasi masalah ini, yaitu Anda hanya perlu bertanya kepada anak, apa
yang sebenarnya terjadi dan mengapa dia berbuat begitu. Pada beberapa
kasus, anak-anak dapat berterus terang tentang masalahnya kepada
orangtua. Namun, jika dia tak mau berterus terang, sementara Anda tidak
mempunyai cara lain untuk bertindak, tetaplah berpikir positif.
Sumber: myquran.org
Mendidik Anak Tanpa Kekerasan
4/
5
Oleh
Unknown